Minggu pagi yang memalaskan,pagi itu saya bangun lebih pagi. Di hari minggu yang notabe dengan hari libur, saya harus bangun jam 3 untuk mengikuti charity run, event amal yang berkerja sama dengan bracelet of hope. Sekitar 20 menit mengumpulkan nyawa di atas kasur, dengan terpaksa saya harus bersiap-siap dan turun berkumpul dengan teman-teman yang kurang lebih sama ngantuknya dengan saya.
Sekitar jam 4.20, saya turun dan hanya melihat seorang teman saya, dengan wajah yang muram menunggu kami turun. Sebenarnya saya mengerti alasannya dia muram, karena perjalanan dari binus square ke binus anggrek memakan waktu dan bus berangkat jam 5. Kayaknya bakalan ngaret juga sih, pikir saya melihatnya, tapi saya memillih diam dan duduk menunggu teman lain. Sampai jam 4.50, personel kami pun lengkap dan kami pun langsung menuju ke binus anggrek.
Tuh kan, bakalan ngaret juga, komentar saya saat pertama kali datang ke binus anggrek dan melihat bus belum berjalan walaupun sudah jam 5 lewat. Setelah naik ke bus, saya pun langsung melanjutkan tidur yang tadinya terganggu, tanpa peduli pada teman-teman yang berisik. Sebangun dari tidur, kami turun dari bus dan berjalan ke area tempat peserta charity run berkumpul dengan peserta lainnya.
Disaat sa
ya melihat kearah panggung, saya bingung dengan seorang pria yang menari-nari sendirian. Setelah berapa lama bengong meihatnya, saya tersadar, jika ia sedang mengajak peserta untuk pemanasan bersama. Setelah pemanasan selesai,acara lari bersama pun dimulai. Karena terlalu banyak tertawa dengan teman saya ditambah tas punggung yang sangat mengganggu, saya memilih alternatif tengah, jalan.
Akhirnya saya berhasil menyelesaikan dua lap dan berkumpul dengan teman yang telah menyelesaikannya terlebih dahulu. Sehabis acara, kami pergi ke mall alam sutra sebelum kembali ke binus square. Acara charity run memang melelahkan, tetapi saya merasakan manfaatnya. Selain menyehatkan tubuh, saya dapat berpatisipasi dalam ajang amal. Banyak kenangan yang saya dapatkan selama charity run berlangsung.
